Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumenep, Ir. Moh
Jakfar, MM mengakui, jika rusaknya rumput laut pada selama bulan Oktober
2011 ini, murni disebabkan faktor alam.
“Sesuai hasil pantauan kami, baik diwilayah pesisir daratan maupun
kepulauan, kerusakan rumput laut diakibatkan faktor alam. Sekarang kan
di Sumenep lagi diselimuti cuaca panas. Nah, kondisi inilah berdampak
pada air laut juga panas, sehingga rumput laut yang ditanam petani tidak
bisa berkembang dan banyak yang rontok,”kata Jakfar, ketika dihubungi
melalui telepon genggamnya, Sabtu (29/10).
Jakfar mengungkapkan, untuk sementara pihaknya belum bisa berbuat banyak, terkait kerusakan rumput laut.
“Rusaknya rumput laut Ini kan disebabkan faktor alam. Jadi, kami tidak bisa apa-apa,”terangnya.
Menurut Jakfar, kondisi ini sudah musim terjadi tiap tahun, ketika memasuki bulan Agustus hingga Oktober 2011.
“Kami tidak heran lagi kalau rumput laut banyak yang rusak pada
bulan-bulan tersebut. Biasanya, kondisi normal jika sudah memasuki musim
hujan. Makanya, untuk saat ini kami meminta pada warga pesisir, supaya
tidak memaksakan diri menanam rumput laut, sampai menunggu cuaca normal
yang diserta turunnya hujan,”ungkapnya.
Namun, kata Jakfar, selain faktor alam, ada sebagain kecil rumput laut yang rusak itu disebabkan terkena penyakit.
“Untuk rumput laut yang terkena penyakit, baru kami bisa bertindak,
dengan melakukan penelitian guna mengetahui penyakit tersebut. Kalau
sudah diketahui, kami akan memberikan penawarnya, agar rumput laut yang
bertahan hidup bisa dibudidayakan,”ujarnya.
Sementara, Kepala Stasiun Meteorologi Kalianget, Sumenep, Syamsul Arifin
menjelaskan, cuaca panas di Sumenep sekarang mencapai puncaknya, yakni
35 derajad celcius, dengan kecepatan angin antara 5 hingga 50
kilometer/jam.
“Dampaknya cuaca di Sumenep akan terasa lebih panas dibanding
sebelumnya. Kondisi ini akan terjadi hingga dekade kedua bulan Nopember
2011. Antara tanggal 11 hingga 21 Nopember 2011 nanti,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar