BERANDA

Jumat, 08 April 2011

DAYA SAING UMK

OBSESI KOLABORASI PERKUATAN DAYA SAING UKMK




Dalam kontek daya saing ekonomi daerah dan pengembangan ekonomi lokal Kinerja nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan menengah (UKMK) di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan rendahnya kualitas produk. Walau diakui pula bahwa UKMK menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia, tetapi kontribusi dalam output nasional di kategorikan rendah. Diperkirakan UKMK hanya menghasilkan kurang dari 40 persen PDB Indonesia ( Bisnis Indonesia, 9 Agustus 2003 ). Hal ini dikarenakan UKMK, khususnya usaha mikro dan sektor pertanian (yang banyak menyerap tenaga kerja), mempunyai produktivitas yang sangat rendah. Bila upah dijadikan produktivitas, upah rata-rata di usaha mikro dan kecil umumnya berada dibawah upah minimum. Kondisi ini merefleksikan produktivitas sektor mikro dan kecil yang rendah bila di bandingkan dengan usaha yang lebih besar.

Di antara berbagai faktor penyebabnya, rendahnya tingkat penguasaan teknologi dan kemampuan wirausaha di kalangan UKM menjadi isue yang mengemuka saat ini. Pengembangan UKMK secara parsial selama ini tidak banyak memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan kinerja UKMK, perkembangan ekonomi secara lebih luas mengakibatkan tingkat daya saing kita tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita seperti misalnya Malaysia.

Karena itu kebijakan bagi UKMK bukan karena ukurannya yang kecil, tapi karena produktivitasnya yang rendah. Peningkatan produktivitas pada UKMK, akan berdampak luas pada perbaikan kesejahteraan rakyat karena UKMK adalah tempat dimana banyak orang menggantungkan sumber kehidupannya

KONDISI UKMK INDONESIA

Ekonomi Indonesia sebagian besar didominasi (sekitar 98%) oleh UKMK yang berjumlah sekitar 39 juta usaha dimana sekitar 2,7 juta bergerak di sektor industri (IKM). Kontribusi pada ekonomi adalah sebesar 70 Miliar US$ pada tahun 1999 (sekitar 57 % PDB). Sebagian besar UKMK di Indonesia atau 97% nya memiliki omzet bulanan lebih kecil dari Rp. 50 juta sehingga dapat diperkirakan bahwa kemampuan ekonominya pun relatif rendah. Lebih jauh, terbatasnya akses pada permodalan, informasi dan teknologi membuat lemahnya daya inovasi yang diyakini penting bagi daya saing usaha.



artikel dari Nurdizal M Rachman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar