BERANDA

Kamis, 28 April 2011

PERANSERTA MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

PERANSERTA MASYARAKAT (KADER KESEHATAN)
A. Pengertian
Peranserta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi atau peranserta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan.
Peranserta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya.
B. Tujuan Peranserta Masyarakat
Tujuan program peranserta masyarakat adalah meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai; meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Peranserta Masyarakat
Beberapa faktor yang mempengaruhi peranserta masyarakat antara lain:
1) Manfaat kegiatan yang dilakukan.
Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperanserta menjadi lebih besar.


2) Adanya kesempatan.
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperanserta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan.
3) Memiliki ketrampilan.
Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ketrampilan tertentu dan orang yang mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperanserta.
4) Rasa Memiliki.
Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peranserta akan dapat dilestarikan.
5) Faktor tokoh masyarakat.
Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh - tokoh masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula berperanserta.
D. Tingkatan Peranserta
Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan, dan motivasi. Berbagai tingkatan partisipasi / peranserta masyarakat antara lain :
1) Peranserta karena perintah / karena terpaksa.
2) Peranserta karena imbalan. Adanya peranserta karena imbalan tertentu yang diberikan baik dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan.
3) Peranserta karena identifikasi atau rasa ingin memiliki
4) Peranserta karena kesadaran. Peranserta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau harapan dapat imbalan
5) Peranserta karena tuntutan akan hak dan tanggung jawab.
E. Wujud Peranserta
Peranserta dapat diwujudkan dalam bentuk:
1) Tenaga, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan tenaganya, misalnya menyiapkan tempat dan peralatan dan sebagainya.
2) Materi, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbang-kan materi yang diperlukan dalam kegiatan kelompok tersebut, misalnya uang, pinjaman tempat dan sebagainya (Depkes RI, 1990).
F. Peran Kader Masyarakat sebagai Wujud Peran Serta
Kader Posyandu adalah warga masyarakat yang terlibat dalam dalam seksi 7 dan seksi 10 LKMD (Tim penggerak PKK) yang tergabung dalam Pokja IV yang membidangi masalah kesehatan dan KB dan aktif dalam kegiatan Posyandu. Kader gizi adalah anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dan mampu melaksanakan upaya peningkatan gizi keluarga (UPGK) serta mampu menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan UPGK.
Masih banyak contoh-contoh lain tentang macam atau jenis kader di masyarakat, seperti kader UKS (di sekolah), kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik), dan lain-lain.


G. Peranan Kader dalam penyelenggaraan Posyandu
1) Memberitahukan hari dan jam buka Posyandu kepada para ibu pengguna Posyandu (ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur) sebelum hari buka Posyandu.
2) Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan Posyandu sebelum Posyandu dimulai seperti timbangan, buku catatan, KMS, alat peraga penyuluhan dll.
3) Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu usia subur yang hadir di Posyandu.
4) Melakukan penimbangan bayi dan balita.
5) Mencatat hasil penimbangan kedalam KMS
6) Melakukan penyuluhan perorangan kepada ibu-ibu di meja IV, dengan isi penyuluhan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu yang bersangkutan.
7) Melakukan penyuluhan kelompok kepada ibu-ibu sebelum meja I atau setelah meja V (kalau diperlukan).
8) Melakukan kunjungan rumah khususnya pada ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan balita serta pasangan usia subur, untuk menyuluh dan mengingatkan agar datang ke Posyandu.




PERANAN KADER DALAM KEGIATAN PENINGKATAN GIZI BALITA
A. Penimbangan Balita dan Pencatatan Hasil Timbangan
Penimbangan balita dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan balita. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penimbangan balita di Posyandu adalah:
1) Menggantungkan dacin pada dahan pohon atau palang rumah atau penyangga yang lain
2) Memeriksa apakah dacin sudah tergantung dengan kuat
3) Meletakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum dipakai
4) Memasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang pada dacin
5) Menyeimbangkan dacin yang sudah dibebani sarung timbang/kotak timbang
6) Melakukan penimbangan pada anak
7) Menentukan berat badan anak dengan membaca angka di ujung bandul geser
8) Mencatat hasil penimbangan di secarik kertas sebelum ditulis di KMS
9) Sebelum anak diturunkan, menggeser bandul geser ke angka 0 (nol) dan meletakkan batang dacin dalam tali pengaman.
Setelah anak selesai ditimbang, dilakukan pencatatan hasil penimbangan di KMS. Beberapa hal yang harus dilakukan kader adalah:
1) Pada penimbangan pertama :
a) mengisi semua kolom yang tersedia di KMS
b) mengisi bulan lahir anak pada kolom “bulan dan tahun kelahiran anak”
c) mengisi semua kolom bulan setelah kolom bulan lahir anak
d) membuat / meletakkan titik berat badan anak pada titik temu garis tegak dengan garis datar sesuai hasil timbangan.
2) Pada penimbangan selanjutnya, menghubungkan titik hasil penimbangan bulan sebelumnya dengan titik hasil penimbangan bulan sekarang.
3) Mencatat kejadian penting atau penyakit yang diderita anak dalam garis tegak sesuai bulan yang bersangkutan.
B. Penyuluhan Atas Dasar Hasil Penimbangan
Berbagai hal yang harus disampaikan kader dalam memberikan penyuluhan pada ibu balita berdasarkan hasil penimbangan adalah:
1) Pada penimbangan pertama
a) Kader menjelaskan bahwa hasil penimbangan belum dapat diketahui jika berat badan anak berada di garis hijau atau kuning
b) Menjelaskan bahwa berat badan anak tidak normal jika berat badan anak berada di garis merah.
c) Menganjurkan ibu untuk menimbangkan anaknya bulan depan secara teratur.
2) Pada penimbangan selanjutnya:
a) Jika bulan lalu tidak ditimbang, kader menjelaskan bahwa hasil penimbangan belum dapat diketahui kecuali jika didapatkan tanda/gejala penyakit.
b) Bila berat badan anak naik, memberi pujian pada ibu dan anaknya
c) Bila berat badan tidak naik, kader memberikan penyuluhan pada ibu menggunakan lembar Balik “Menuju Keluarga Sehat”
d) Kader menanyakan pola makan anak sehari-hari dan apakah anak sakit.
e) Menganjurkan ibu untuk menimbangkan anaknya secara teratur setiap bulan.
3) Bila berat badan anak tidak naik tiga kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah:
a) Kader menjelaskan pada ibu arti grafik, menjelaskan bahwa anak memerlukan pemeriksaan dan pengobatan segera
b) Kader membuat surat pengantar dan menganjurkan ibu balita membawa anak ke Puskesmas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar khususnya dalam kegiatan penyuluhan antara lain lingkungan sosial, yaitu manusia dengan segala interaksinya, subyek belajar, perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, materi yang dipelajari, penyuluh atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar.
C. Memberikan Penyuluhan Pedoman Pemberian Makanan Balita
Hal-hal yang dapat dilakukan kader dalam memberikan penyuluhan pada ibu-ibu balita adalah:
1) Menggunakan lembar balik untuk kegiatan penyuluhan
2) Memperagakan alat dan bahan yang tersedia
3) Membuat acara tanya jawab dengan ibu-ibu, tidak terus bicara sendiri.
4) Berterus terang bahwa tidak dapat menjawab bila ada pertanyaan yang sulit dijawab, selanjutnya akan ditanyakan pada petugas yang lebih memahami.
D. Melakukan Kunjungan Rumah Untuk Memantau Perkembangan Kesehatan Balita
Kegiatan:
1) Kunjungan rumah dilakukan kader kesehatan terhadap keluarga atau ibu-ibu yang
a) Balitanya tidak hadir dua kali berturut-turut di Pos Penimbangan
b) Balitanya yang bulan lalu dikirim ke Puskesmas karena sakit, berat badannya tidak naik selama tiga bulan beruturut-turut, dan berat badannya di bawah garis merah KMS
2) Kegiatan yang dilakukan saat kunjungan rumah :
a) Memberi penyuluhan kembali mengenai manfaat datang ke Posyandu
b) Menanyakan alasan tidak hadir ke Posyandu, dan keadaan keluarga ibu balita
c) Bila mendapatkan balita atau ibunya sakit, kader mengirim mereka ke Puskesmas dengan membuat Surat Pengantar.
d) Mendoakan keluarga agar cepat sembuh
e) Mengajak ibu balita untuk datang kembali ke Posyandu bulan depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar