BERANDA

Kamis, 28 April 2011

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I
LINGKUNGAN HIDUP
A Definisi Lingkungan Hidup
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik maupun abiotik. Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Secara khusus, istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan kesatuan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
B Unsur-unsur Lingkungan Hidup
Unsur-unsur lingkungan hidup dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Unsur Hayati (Biotik), merupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik
2. Unsur Fisik (Abiotik), merupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, misalnya tanah, air, udara, iklim dan lain-lain
3. Unsur Sosial Budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
C Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup
Berdasarkan Undang-undang No 23 tahun 1997, perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Akibat Peristiwa Alam merupakan peristiwa alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup, misalnya letusan gunung berapi, gempa bumi dan angin topan
2. Karena Faktor Manusia merupakan bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, misalnya pencemaran lingkungann, banjir, tanah longsor
Dari uraian diatas sebenarnya ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, yaitu tentang aliran energi yang terjadi tanpa kita sadari. Salah satunya adalah daur karbon dan daur oksigen.
Karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan organik. Aliran karbon berjalan beriringan secara paralel dengan aliran energi. Sumber pokok karbondioksida (CO2) ada di atmosfer. Selain itu komponen CO2 juga tersedia dalam bahan bakar fosil (batubara, minyak dan gas alam) CO2 disatukan ke dalam sistem biotik melalui fotosintesis. Siklus ini secara essensial ialah siklus karbondioksida. Oksigen (O2) digunakan selama pembakaran dan pemecahan energi bersama dihasilkannya karbondioksida. CO2 di atmosfer merupakan sumber karbon bagi tumbuhan terutama ketika melakukan fotosintesis. Karbon tersebut dapat berpindah ke hewan ketika mereka memakan tumbuhan. Selanjurtnya tubuh hewan dan tumbuhan yang sudah mati akan diuraikan oleh makhluk hidup pengurai menjadi CO2, air dan mineral CO2 akan kembali ke atmosfer dari penguraian juga melalui sistem respirasi.
Apakah proses pengambilan dan pembebasan karbondioksida berimbang? Jawabannya tentu tidak, kandungan karbondioksida dalam atmosfer secara bertahap meningkat, hal ini dikarenakan revolusi industri ( pembakaran batu arang, minyak dan gas alam ). Jumlah karbondioksida yang telah meningkat saat ini merupakan ancaman yang besar bagi bumi, karbondioksida transparan terhadap cahaya , tetapi agak kabur terhadap sinar panas. Karena itu karbondioksida di udara menghalangi radiasi panas bumi kembali ke ruang angkasa, dengan demikian meningkatkan ”tebalnya” selimut thermal (panas) sehingga suhu bumi akan menjadi lebih hangat. Hal ini disebut efek rumah kaca peristiwa ini dapat mengakibatkan mencairnya bongkahan-bongkahan es di kutub. Diperkirakan jika semua es di muka bumi ini dicairkan akan menaikkan permukaan laut.
D. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Berdasarkan Undang-undang No 23 tahun 1997, pelestarian fungsi lingkungan adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, dan pelestarian daya dukung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Melestarikan lingkungan hidup bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab semua manusia di bumi ini. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindak lanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan/pembangunan berkelanjutan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
1. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata
Guna Tanah
2. Menerbitkan UU No.4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No.24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
4. Pada Tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya :
a. Menanggulangi kasus pencemaran
b. Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3)
c. Melakukan penilaian AMDAL
d. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon
Kontribusi emisi CO2 di sektor bangunan adalah yang terbesar dibandingkan sektor industri dan transportasi, saat ini ada sekelompok profesional di Indonesia yang sadar lingkungan untuk diterapkan dalam pola hidup dan lingkungan demi masa depan, yaitu GBCI ( Green Building Council Indonesia) yang telah diakui secara resmi oleh World Green Building Council. Ada 6 kriteria yang menjadi rujukan GBCI untuk menetapkan sebuah bangunan berkonsep Green, yaitu :
1. Tata kelola penggunaan lahan
Menghindari pembangunan berdampak besar kepada lingkungan dan mempertimbangkan keberlangsungan ekosistem, contohnya: membangun di lahan yang bernilai negatif (bekas bangunan dengan/tanpa dampak negatif maupun tidak terpakai)
2. Efisiensi energi dan pendingin ruangan
Contoh implementasinya adalah: mendorong penggunaan pencahayaan alami yang optimal untuk mengurangi konsumsi energi, dan mendorong penggunaan ventilasi yang efisien di area publik untuk efisiensi energi.
3. Konservasi air
Mengurangi beban jaringan drainase kota akan limpasan air hujan (kuantitas dan kualitas) dengan sistem air hujan terpadu. Implementasinya adalah: melakukan water recycle, water reuse, water recharge, penghijauan dilingkungan bangunan dan penggunaan paving block agar air meresap dalam tanah.
4. Sumber dan kualitas material bangunan
Contoh implementasinya: adalah menggunakan bahan hasil fabrikasi yang materialnya ramah lingkungan dalam proses produksinya ( less waste, less space, recycle, dan reuse)
5. Kualitas udara dan kenyamanan ruang
Implementasi yang bisa dilakukan, contohnya: menjaga kenyamanan thermal ruangan pada kondisi yang stabil, menjaga tingkat kebisingan didalam ruangan pada tingkat yang optimal.
6. Manajemen pengelolaan lingkungan dan bangunan
Contoh implementasinya adalah memfasilitasi pengontrolan penggunaan air sehingga dapat menjadi penerapan manajemen air yang baik.
Saat ini konsep green building akan menjadi sebuah kebutuhan dan gaya hidup karena ini menyangkut masa depan dan keberlangsungan kehidupan di bumi.
Beberapa upaya yang dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain :
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan), dapat dilakukan dengan cara
 Menanam pohon kembali (reboisasi)
 Di daerah pebukitan dibangun terasering atau sengkedan
Usaha – usaha tersebut diatas mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain :
 Menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias di sekitar kita
 Mengupayakan pengurangan emisi
 Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer.
 Membuat taman atap (roof garden) cara ini diyakini memiliki kontribusi dalam meningkatkan kualitas udara, menekan tingkat polusi udara, meredam suara atau panas dan memberikan suasana baru pada bangunan bertingkat. Teknologi ini dipelopori oleh Jerman yang diikuti oleh beberapa negara di Eropa, Swiss dan Jerman melakukan penghijauan atap sejak tahun 1960-an, di Swiss mensyaratkan gedung-gedung tinggi membangun taman atap. Tanaman atap juga memberi manfaat ekologi terutama di perkotaan, yaitu bertambahnya areal penghijauan akan meningkatkan mutu udara dengan berkurangnya karbondioksida dan bertambahnya pasokan oksigen. Negara yang telah sukses melaksanakan cara ini adalah :
- Tokyo, dan Hongkong-China (flying green project)
- Singapura (skyrise greening project)
- Berlin (ecoroof project)
- New York dan Washington (green roof project)
Perawatan taman atap juga tidak beda dengan taman yang lainnya. Penyiraman adalah perawatan rutin yang harus dilakukan hanya saja frekuensinya harus lebih sering, minimal 2x sehari yaitu pagi (sebelum jam 9) dan sore (setelah jam 5).
c. Pelestarian hutan
Saat ini hutan semakin tahun semakin mengalami penurunan perluasan dan mutunya, hal ini berdampak terhadap terjadinya banjir, tanah longsor, bahkan saat ini sudah terasakan dampak pemanasan iklim baik secara lokal, regional, dan global. Sebagaimana dilansir oleh Global IWCC dan GREENPEACE telah terjadi peningkatan suhu sebesar 1 derajat celcius selama 30 tahun terakhir. Ketidakstabilan suhu dipengaruhi oleh tidak berfungsinya ekosistem hutan sebagai subsistem penyeimbang iklim. Setiap tahun 2,72 hektar hutan Indonesia musnah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan :
 Reboisasi
 Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang
 Menetapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon
 Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan
 Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
 Moratorium yaitu jeda tebang adalah berhenti sejenak dari aktivitas penebangan dan konservasi hutan, tujuannya adalah untuk mengambil jarak dari masalah agar didapat jalan keluar yang bersifat jangka panjang dan permanen. Jeda tebang dilaksanakan paling lambat 15 tahun sebelum berakhir.
d. Pelestarian laut dan pantai
Sekitar 69% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia kini dalam kondisi rusak. Indonesia termasuk kawasan kaya terumbu karang atau sekitar 10% terumbu karang dunia berada di indonesia. Terumbu karang memiliki fungsi sebagai penyangga daerah pantai.
Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dilakukan dengan cara :
 Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
 Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut
 Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan
 Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan
e. Pelestarian flora dan fauna
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu untuk tujuan tertentu, maupun tempat hidupnya dirusak manusia, sehingga flora dan fauna yang jumlahnya terbatas dinyatakan sebagai flora dan fauna yang langka.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna antara lain:
 Mendirikan cagar alam bagi flora
 Mendirikan suaka margasatwa bagi fauna
 Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan pusat penangkaran hewan tertentu
 Melarang kegiatan perburuan liar
 Menggalakkan kegiatan penghijauan
Sebenarnya banyak sekali cara yang itu berawal dari rumah kita, adalah cara langsung yang sebenarnya sangat mudah untuk kita mulai menyelamatkan lingkungan hidup kita. Menurut William Ashworth, seorang pakar lingkungan hidup dunia menyatakan bahwa, 65% untuk kamar mandi (40% dimulai di toilet), 15% untuk ruang mencuci, 10% untuk dapur (masak dan minum) dan 10% untuk keperluan di rumah (cuci mobil dsb). Mengapa kita tidak segera menghemat air?
Ada beberapa cara efektif menggunakan air sekarang juga :
1. Tidak membiarkan air mengalir dari kran tanpa henti
2. Periksa saluran air secara teratur, segera perbaiki jika ada kerusakan atau kebocoran
3. Menggunakan baskom untuk mencuci sayur atau mencuci piring, hal ini mamapu menghemat air 15 kali dari pada mencuci langsing dibawah air
4. Menggunakan lap dan seember air untuk mencuci mobil, hindari mencuci dengan menggunakan selang air
5. Menggunakan shower untuk mandi cara ini mampu menghemat air 3 kali dari pada menggunakan gayung
6. Tidak membiasakan diri untuk menyikat gigi dengan membiarkan air kran mengalir terus
7. Hanya menggunakan mesin cuci jika fasilitas cucian sudah banyak sehingga lebih menghemat air
8. Pasang sistem kran/shower pada keadaan minimum
9. Biasakan menampung air hujan atau membuat sumur serapan agar tidak langsung terbuang terbuang ke saluran
10. Memanfaatkan air sisa cucian baju untuk mencuci awal kendaraan atau perabotan yang lain
11. Memanfaatkan air cucian sayuran atau beras untuk menyiram tanaman
12. Biasakan menyiram tanaman pada sore atau malam hari, karena pada siang hari air cepat menguap
13. Menggunakan gelas-gelas minum yang lebih kecil untuk menghindari sisa air yang tidak diminum




























BAB II
PENCEMARAN LINGKUNGAN

A Definisi Pencemaran Lingkungan
Menurut Pasal 1 angka 12 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
B Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan
1. Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah peristiwa pemasukan dan/atau penambahan senyawa, bahan, atau energi ke dalam lingkungan udara akibat kegiatan alam dan manusia sehingga temperatur dan karakteristik udara tidak sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan yang lebih baik. Menurut Kumar (1987), pencemaran udara adalah adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik di atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya. Bahan pencemar udara (polutan) berasal dari polutan primer (dikeluarkan dari sumber tertentu, misalnya polutan gas dan partikel) dan polutan sekunder (reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara). Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat ditimbulkan dari 6 sumber utama yaitu :
1. Pembakaran sampah
2. Transportasi
3. Industri
4. Pembangkit listrik
5. Pembakaran (perapian, kompor, furnace[insinerator], dengan berbagai jenis bahan bakar)
6. Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti CFC
Dampak/Efek bahan pencemar udara terhadap lingkungan :
 Efek terhadap kondisi fisik atmosfer
 Gangguan jarak pandang (visibility)
 Memberikan warna tertentu pada atmosfer
 Mempengaruhi struktur dari awan
 Mempengaruhi keasaman air hujan
 Mempercepat pemanasan atmosfer
 Efek terhadap faktor ekonomi
 Meningkatkan biaya rehabilitasi karena rusaknya bahan (keropos)
 Meningkatkan biaya pemeliharaan (pelapisan, pengecatan)
 Kerugian akibat kontaminasi bahan pencemar udara pada makanan/minuman oleh bahan beracun (kontaminasi oleh dioksin)
 Meningkatkan biaya perawatan/pengobatan penyakit yang disebabkan oleh pencemaran oleh udara.
 Efek terhadap vegetasi
 Perubahan morfologi, pigmen, dan kerusakan fisiologi sel tumbuhan terutama pada daun
 Mempengaruhi pertumbuhan vegetasi
 Mempengaruhi proses reproduksi tanaman
 Mempengaruhi komposisi komunitas tanaman
 Terjadi akumulasi bahan pencemar pada vegetasi tertentu (misalnya lumut kerak (lichen) dan mempengaruhi kehidupan serta morfologi vegetasi tersebut)
 Efek terhadap kehidupan binatang : dapat terjadi karena adanya proses bioakumulasi dan keracunan bahan berbahaya. Sebagai contoh adalah terjadinya migrasi burung karena udara ambien terpapar oleh gas SO2.
 Efek estetik :Timbulnya bau dan adanya lapisan debu pada bahan yang mengakibatkan perubahan warna permukaan bahan dan mudahnya terjadi kerusakan bahan tersebut.
 Efek terhadap kesehatan manusia
 Sakit, baik yang akut ataupun yang kronis
 Penyakit yang tersembunyi dapat memperpendek umur, menghambat pertumbuhan, dan perkembangan.
 Mengganggu fungsi fisiologis dari ( paru, saraf, transpor O2 oleh hemoglobin dan kemampuan sensorik)
 Kemunduran penampilan, misalnya (Aktivitas atlet, aktivitas motorik dan aktivitas belajar)
 Iritasi sensorik
 Penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh
 Rasa tidak nyaman (bau)
 Efek terhadap saluran pernafasan
 Iritasi pada saluran pernafasan menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat
 Peningkatan produksi lendir
 Produksi lendir yang berlebih menyebabkan penyempitan saluran pernafasan
 Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan
 Pembengkakan saluran pernafasan
 Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir
 Akibat dari semua hal di atas menyebabkan terjadinya kesulitan bernafas, sehingga benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, dan hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Pengendalian pada sumber pencemar
2. Pengenceran limbah gas
2. Pencemaran air
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Menkes/VII/77, pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.20 tahun 1990, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang membahayakan, yang mengakibatkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sumber pencemaran air antara lain : domestik/rumah tangga (berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus, dan dapur), industri, pertanian dan perkebunan (zat kimia, mikrobiologi, zat radioaktif). Secara umum jenis polutan air dikelompokkan sbb :
 Fisik, pasir/lumpur yang tercampur dalam limbah air
 Kimia, bahan pencemar yang berbahaya seperti Merkuri, pestisida, dll
 Mikrobiologi, berbagai macam bakteri, virus, parasit, dll
 Radioaktif, beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh PLTN
Dampak/efek yang ditimbulkan oleh pencemaran air :
 Dampak terhadap manusia
 Dampak yang disebabkan oleh mineral
1. Cd (Cadmium) dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, tulang, pankreas, kelenjar gondok.
2. Cu (tembaga) dapat menyebabkan rasa tidak enak di lidah dan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati.
3. Pb (timah hitam) keracunan Pb dapat menimbulkan anemia, gangguan ginjal, penurunan mental pada anak-anak dan lain lain
4. Hg (merkuri) merupakan unsur yang sangat beracun, keracunan tingkat ringan timbul pusing, sakit kepala dan mudah lelah. Keracunan tingkat berat menyebabkan kerusakan ginjal, sendi kaku, penglihatan terganggu, kelainan sistem syaraf, dan dapat menimbulkan kematian. Di Jepang kasus Minamata tahun 1953 diakibatkan oleh buangan merkuri dari pabrik plastik PVC.
5. Asbes dalam air minum akan menyebabkan asbertosis
6. Se (Selenium) menyebabkan radang usus dan kerusakan pada jaringan
7. As (Arsen) daya toksisitas atau daya racun tinggi. Menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan sistem pencernaan kelainan ginjal, gangguan mental dan lain-lain
8. Cr (Chrom) dapat menyebabkan kanker kulit dan gangguan pada saluran pernafasan.
9. Co (Cobalt) menyebabkan kerusakan sel
10. Cyanida mudah larut dalam air menyebabkan gangguan metabolisme sel
11. Ag (perak)
 Disebabkan oleh mikrobiologi dalam air
1. Tifoid disebabkan oleh kuman Salmonella thyphosa
2. Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio kolera
3. Leptospirosis disebabkan oleh Spirochaeta
4. Giardiasis menyebabkan diare disebabkan oleh sejenis Protozoa
5. Disentri disebabkan oleh Entamoeba histolytica
 Disebabkan oleh pestisida
Yang paling berbahaya adalah DDT (Dichlor Diphenyl Trichloretan) tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, dapat larut dalam lemak sehingga mudah terakumulasi dalam tubuh organisme, tercemarnya air oleh pestisida dapat menyebabkan kanker kulit, keracunan, kerusakan jaringan, dan pada konsentrasi tertentu dapat mengakibatkan kematian
 Dampak terhadap vegetasi
 Perubahan morfologi, pigmen dan kerusakan fisiologi sel tumbuhan
 Mempengaruhi komposisi komunitas tanaman
 Mempengaruhi proses reproduksi tanaman
 Terjadi akumulasi bahan pencemar pada vegetasi, seperti :
- Cobalt : dapat menyebabkan kerusakan sel tumbuhan, racun terhadap tanaman tomat
- Nikel : beracun pada berbagai jenis tanaman
- Phenol : beracun pada berbagai jenis tanaman
- Pestisida : DDT dapat terakumulasi pada beberapa tanaman sehingga akibat lebih lanjut dapat membahayakan manusia.
 Dampak terhadap hewan
Dapat terjadi karena ada proses bioakumulasi dan keracunan bahan berbahaya, Contohnya :
 Pestisida
- DDT dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada hewan
- Pada burung DDT dapat menghambat proses pengapuran dinding telur sehingga kulitnya tipis dan tidak dapat mentas
- Dapat menyebabkan racun bagi hewan ternak
 Panas
Air yang suhunya naik tiba-tiba dapat menyebabkan beberapa jenis hewan tidak mampu untuk beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya
 Nikel
Dapat menyebabkan racun dan mempengaruhi produksi ikan tertentu
 Dampak terhadap material, menyebabkan material yang dilalui air tersebut mudah keropos
 Dampak terhadap tanah, menurunkan kualitas tanah
 Dampak terhadap ekonomi
 Meningkatkan biaya rehabilitasi karena rusaknya bahan (keropos)
 Meningkatkan biaya pemeliharaan (pelapisan, pengecatan)
 Kerugian akibat kontaminasi bahan pencemar air pada makanan/minuman
 Meningkatkan biaya perawatan/pengobatan penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air.
 Dampak terhadap estetik, yaitu timbulnya warna dan bau yang tidak sedap.
3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena :
1. Kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial
2. Masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan
3. Penggunaan pestisida
4. Kecelakaan kendaraan pengangkut (minyak zat kimia, atau limbah)
5. Air limbah dari tempat penimbunan sampah
6. Limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping)
Dampak/efek yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah :
 Dampak terhadap kesehatan
 Kromium, pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk
semua populasi
 Timbal sangat berbahaya terhadap anak-anak, karena dapat menyebabkan
kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi
 Merkuri (air raksa) siklodiena dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
 PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati
 Organofosfat dan karmabat menyebabkan gangguan pada saraf otot
 Klorin sebagai pelarut merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat
Jika terpapar dengan bahan kimia diatas dengan dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
 Dampak terhadap ekosistem
 Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis rendah sekalipun
 Perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut
 Dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan.
 Dampak terhadap pertanian
 Perubahan metabolisme tanaman yang menyebabkan penurunan hasil pertanian
 Konservasi pada tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi
Upaya penanganan terjadinya pencemaran tanah :
1. Remediasi tanah, adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar yaitu in-situ/on-site (pembersihan dilokasi) dan ex-situ/off-site (penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman).
2. Bioremediasi, adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan mikroorganisme (jamur, bakteri) bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan air).

































BAB III
SAMPAH
A Definisi Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Untuk selanjutnya bisa juga disebut limbah, menurut Undang-undang No. 23 tahun 1997 limbah didefinisikan sebagai sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
B Jenis-jenis Sampah
Karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan, maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Jenis-jenis sampah berdasarkan sumbernya :
1. Sampah alam, merupakan sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah
2. Sampah manusia, merupakan istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urine
3. Sampah konsumsi, merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah.
4. Sampah nuklir, merupakan hasil dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia.
5. Sampah industri, merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan industri pabrik.
6. Sampah pertambangan, merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan.
Berdasarkan bentuknya, sampah dibagi menjadi :
1. Sampah padat, adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine, dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga seperti sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahan asalnya, sampah padat ini dikelompokkan menjadi :
 Sampah organik, berasal dari makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Sampah organik dibagi lagi menjadi :
 Sampah organik basah yaitu sampah organik yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi, contohnya kulit buah dan dan sisa sayuran.
 Sampah organik kering yaitu sampah organik lain yang kandungan airnya kecil, contohnya kertas, kayu, atau ranting pohon dan dedaunan kering.
 Sampah anorganik, bukan berasal dari makhluk hidup tapi berasal dari bahan yang bisa diperbarui dan bahan yang berbahaya serta beracun, yang termasuk dalam kategori ini bisa didaur ulang (recycle), contohnya plastik dan logam.
Plastik merupakan bagian terbesar dari sampah anorganik. Pemanasan plastik dalam suhu yang tidak terlalu tinggi dapat membentuk zat penyebab kanker seperti dioksin. Oleh karena itu kita harus cermat dalam menggunakan plastik. Berikut jenis-jenis plastik yang dapat diketahui dari simbol yang tertera pada produk plastik :
1. Angka 1 menunjukkan jenis bahan PETE atau PET ( polyethylene terephtalate) seperti pada botol plastik sekali pakai (air kemasan, dan lain-lain). Botol ini jangan dipakai untuk air hangat akan melunak pada suhu 80°C, jika wadah telah terbuka segera habiskan, karena semakin lama akan banyak kandungan kimia yang akan terlarut dalam bahan makanan atau minuman. Bahan ini dapat di daur ulang menjadi tas furniture, karpet atau hiasan.
2. Angka 2 menunjukkan jenis HDPE (high density polyethylene) biasa digunakan untuk botol deterjen, botol jus, tempat mentega, bahan ini dapat melunak pada suhu 75°C, plastik ini bisa di daur ulang.
3. Angka 3 menunjukkan jenis PVC (polyvinyl chloride), bahan ini paling sulit di daur ulang, keras dan tahan cuaca. Biasa dibuat untuk pipa saluran, bungkus makanan cerah, melunak pada suhu 80°C. Jenis inilah yang dianggap paling berbahaya. Negara Eropa sudah melarang penggunaan bahan ini untuk mainan anak-anak di bawah umur tiga tahun.
4. Angka 4 menunjukkan bahan LDPE (low density polyethylene), sering dibuat untuk wadah makanan, jenis ini sulit dihancurkan tetapi dapat di daur ulang.
5. Angka 5 menunjukkan bahan PP (polypropylene) merupakan bahan yang baik untuk membuat produk penyimpanan makanan, botol minuman, untuk bayi dan lain-lain. Jika ingin membeli wadah makanan dan minuman sebaiknya memilih yang bersimbol ini karena titik lebur tinggi sehingga lebih tahan terhadap panas, jenis plastik ini baru melunak pada suhu 140°C.
6. Angka 6 menunjukkan bahan PS (polystryrene) biasa dipakai untuk tempat makan dan minum sekali pakai, namun bahan ini dapat melepaskan racun ke dalam makanan sehingga merugikan kesehatan. Amerika dan China sudah melarang penggunaan bahan ini.
7. Angka 7 menunjukkan bahan PC (polycarbonate) jenis ini sulit di daur ulang. Wadah makanan dan minuman berbahan jenis ini sebaiknya dihindari, karena bahan utamanya adalah bisphenol-A. Bahan ini bila ikut masuk ke dalam tubuh bisa merusak sistem hormon.












 Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun), merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia. Umumnya sampah ini mengandung merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi, tidak menutup kemungkinan sampah yang mengandung jenis racun lain yang berbahaya. Juga seperti pembersih (furniture, lantai, kloset, dan pakaian), pembasmi nyamuk dan serangga, pembasmi hama tanaman, kemasan plastik, pewangi ruangan, gas elpiji, kapur barus, tipe ex, hair spray, kita harus bijak menggunakan terutama perempuan yang banyak berhubungan langsung dengan produk-produk tersebut, sebab berdasarkan penelitian, zat kimia tersebut dapat mengakibatkan :
1. Kematian, penyakit dan kelainan/perubahan tingkah laku.
2. Terjadinya malfungsi dari physiologi dan sistem reproduksi.
3. Terjadinya perubahan fisik pada suatu makhluk hidup dan keturunannya.
4. Menjadi beracun setelah terkontaminasi dalam rantai makanan atau bila tercampur dengan zat lain.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi menjadi
 Biodegradable, yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti : sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian, dan perkebunan.
 Non-biodegradable, yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Sampah jenis ini dibagi lagi menjadi :
 Recyclable, sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi, seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain
 Non-recyclable, sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah kembali, seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah cair, adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah cair dapat dibedakan menjadi :
 Limbah hitam, merupakan sampah cair yang dihasilkan dari toilet, mengandung patogen yang berbahaya
 Limbah rumah tangga, merupakan sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi, dan tempat cucian, mungkin mengandung pathogen








Asal Bahan
1. Pertanian
Limbah dan residu tanaman Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa
Limbah & residu ternak Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan biogas
Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air
2. Industri
Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan
Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah pengolahan minyak kelapa sawit
3. Limbah rumah tangga
Sampah Tinja, urin, sampah rumah tangga dan sampah kota

C Manfaat Sampah dalam Lingkungan
Sampah dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diolah yang sebagian besar dihasilkan dari rumah tangga seperti sampah dari dapur, sisa sayuran, kulit buah dan daun, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang dapat didaur ulang seperti botol kaca, botol plastik, kaleng, dan kertas.
Cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sampah dari rumah tangga sendiri adalah sebelum membuang sampah pilahlah terlebih dahulu sampah organik dan sampah anorganik.
 Pemanfaatan sampah organik
1. Pemanfaatan sampah organik adalah dengan cara mengumpulkan sampah organik kemudian diolah dengan cara pengomposan sehingga menghasilkan pupuk sebagai penyubur tanaman dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, serangga dan cacing.
2. Pemanfaatan sampah organik yang lain adalah sampah organik dicampur dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara dan dibiarkan selama lebih kurang 2 minggu sehingga menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan untuk memasak yang tingkat polusinya lebih kecil.
 Pemanfaatan sampah anorganik
1. Sampah anorganik berupa kaleng bekas/botol bekas minuman dapat dimanfaatkan untuk pot tanaman atau diberikan kepada pengumpul barang bekas untuk diolah lagi di pabrik/industri daur ulang
2. Sampah anorganik berupa kertas dapat digunakan untuk berbagai kerajinan tangan (handycraft)
































BAB IV
PENGELOLAAN SAMPAH
A Definisi dan Tujuan Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah yang dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan 2 tujuan :
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup
Pengelolaan sampah khususnya rumah tangga pada dasarnya merujuk pada prinsip 4M, yaitu :
1. Mengurangi atau reduce, yaitu mengurangi sampah dengan jalan membatasi konsumsi produk yang mempunyai kemasan plastik atau kemasan lain yang tidak ramah lingkungan. Hal yang dapat dilakukan misalnya mengurangi konsumsi makanan ringan dengan kemasan plastik, menghindari penggunaan produk sekali pakai.
2. Menggantikan atau replace, yaitu penggunaan bahan atau produk alternatif yang ramah lingkungan untuk menggantikan bahan atau produk yang tidak ramah lingkungan. Hal yang dapat dilakukan misalnya menggunakan tas yang bisa dipakai terus menerus saat berbelanja untuk mengganti penggunaan kantong plastik, mengganti kantong plastik pembungkus makanan dengan kertas atau daun, mengganti peralatan makan yang ramah lingkungan seperti batok kelapa, sumpit dan daun.
3. Menggunakan kembali atau reuse, yaitu penggunaan kembali bahan-bahan yang berpotensi menjadi sampah tetapi masih bisa dimanfaatkan. Hal yang dapat dilakukan misalnya menggunakan kemasan gelas plastik minuman untuk tempat media pembibitan tanaman, menggunakan ember bekas untuk pot.
4. Mengolah kembali atau recycle, yaitu mengurangi buangan sampah ke lingkungan. Hal yang dapat dilakukan misalnya sampah plastik dan logam diberikan kepada pemulung, membuat barang kerajinan dari sampah, sampah organik diolah menjadi kompos dan limbah ternak diolah menjadi biogas dan lain-lain.
B Metode Pengelolaan Sampah
Metode pengelolaan sampah berbeda tergantung banyak hal diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan area.
1. Metode pembuangan, dibagi atas :
a. Penimbunan darat. Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah adalah metode yang paling popular didunia. Biasanya dilakukan di tanah yang ditinggalkan, lubang bekas pertambangan, atau lubang dalam. Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, ditutup untuk tidak menarik hama, dipasang sistem pengekstrasi gas untuk mengambil gas yang terjadi kemudian dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan gas untuk membangkitkan listrik.
b. Pembakaran/pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah yang lain yang melibatkan temperatur tinggi biasa disebut “perlakuan panas”. Kremasi mengubah sampah menjadi panas, gas, uap, dan abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau industri dalam skala besar, dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah yang berbahaya seperti sampah medis (sampah biologis). Cara ini bisa dilakukan untuk sampah padat, cair dan gas. Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
2. Metode daur ulang
Daur ulang adalah proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali. Ada beberapa cara daur ulang yaitu mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Beberapa metode daur ulang antara lain :
 Pengolahan kembali secara fisik
Yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, pemgumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan antara lain kaleng minuman aluminium, kaleng baja makanan/minum, botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah dan kardus.
 Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos sebagai pupuk dan gas methana sebagai pembangkit listrik.
 Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.
3. Metode penghindaran dan pengurangan
Metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk atau yang lebih dikenal dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan meliputi penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (seperti kertas tissue), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contohnya pengurangan bobot kaleng minuman).
C Pengelolaan limbah perempuan
Hampir 55% jumlah penduduk Indonesia adalah kaum perempuan. Dalam kehidupan kita sering menggunakan alat khas perempuan (pembalut, tissue, diapers bayi, alat kosmetik) juga menghasilkan limbah, maka kita harus melakukan beberapa hal yang ramah lingkungan, diantaranya:
1. Memilih pembalut wanita dan diapers bayi dari bahan yang mudah hancur.
2. Menggunakan diapers bayi hanya pada saat-saat tertentu.
3. Jangan membuang sisa pembalut ke dalam toilet karena limbah tersebut memerlukan waktu terurai yang cukup lama.
4. Biasakan membeli kosmetik atau bedak yang dapat diisi ulang (refill).
5. Belilah produk kosmetik yang bersahabat dengan lingkungan, seperti yang tidak mengandung aerosol, mercuri dsb.
6. Hindari kosmetik yang menggunakan binatang sebagai bahan percobaan. Produk yang akrab lingkungan biasanya mencantumkan label ”No Animal Testing”
7. Hindari penggunaan tissue untuk sapu tangan. Lebih baik gunakan sapu tangan kain yang dapat digunakan berulang.
8. Gunakan minyak wangi yang non alkohol.
D Manfaat Pengelolaan Sampah
1. Pemanfaatan sumber daya alam
2. Penghematan energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
















BAB V
PEMBUATAN KOMPOS
A Definisi Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau aerobik (Modifikasi dari J.H Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses perombakan bahan organik yang terjadi secara biofisika-kimia yang melibatkan bantuan aktivitas biologi dari mikroorganisme pengurai. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengatur aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
B Jenis-jenis Kompos
1. Kompos cacing (vermicompost), yaitu kompos yang terbuat dari bahan organik yang dicerna oleh cacing. Yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing tersebut.
2. Kompos bagase, adalah kompos yang terbuat dari ampas tebu (bagase), yaitu limbah padat sisa penggilingan batang tebu di pabrik gula. Pemberian kompos campuran bagase dapat meningkatkan ketersediaan hara N, P, dan K dalam tanah, kadar bahan organik, pH tanah, serta kapasitas menahan air.
3. Kompos bokashi, yaitu kompos yang terbuat dari bahan organik seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit gandum dan batang jagung. Pupuk bokashi dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan.
C Manfaat Pembuatan Kompos/Pengomposan
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :
1. Aspek Ekonomi
a. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunaan limbah
b. Mengurangi volume/ukuran limbah
c. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya
2. Aspek Lingkungan
a. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
b. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
3. Aspek bagi Tanah/Tanaman
a. Meningkatkan kesuburan tanah
b. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
c. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
d. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
e. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
f. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
g. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
h. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara didalam tanah
D Prinsip Pembuatan Kompos/Pengomposan
Proses pengomposan diartikan pula sebagai proses perombakan bahan organik yang terjadi secara biofisika kimia yang melibatkan bantuan aktivitas biologi dari mikroorganisme pengurai. Proses perombakan bisa terjadi dalam keadaan anaerob/ tanpa oksigen (dekomposisi tanpa menggunakan oksigen akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap) dan aerob/dengan oksigen (mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik). Perombakan sampah organik secara anaerob berlangsung dalam 2 tahap :
1. Bakteri fakultatif penghasil asam mengurai sampah organik menjadi asam lemak, adelhida, dll.
2. Bakteri jenis lain mengubah asam lemak menjadi gas metan, amoniak, karbondioksida, dan hidrogen.
Proses perombakan sampah organik secara anaerob dalam bagan :



Dalam proses pengomposan aerob, terjadi reaksi yang menghasilkan energi sehingga suhu meningkat sebagai akibat dari adanya pelepasan dari energi tersebut sehingga dapat mengubah limbah cair yang berbahaya menjadi bahan yang aman dan bermanfaat serta membunuh hama dan penyakit yang terdapat dalam sampah organik dan kompos yang dihasilkan menjadi steril.
Proses perombakan sampah organik secara aerob dalam bagan :



Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya : limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik yang sulit dikomposkan antara lain : tulang, tanduk, rambut. Proses pengomposan tergantung pada :
1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Aktivator pengomposan yang digunakan
3. Metode pengomposan yang dilakukan



Faktor yang mempengaruhi proses pengomposan antara lain :
 Rasio C/N, ratio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antar 30:1 hingga 40:1
 Ukuran partikel, untuk meningkatkan permukaan area yang lebih luas dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut sehingga kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat
 Aerasi, pengomposan dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen (aerob) sehingga aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau menaglirkan udara didalam tumpukan kompos
 Porositas, adalah ruang diantara partikel didalam tumpukan kompos
 Kelembapan, berperan penting dalam proses metabolisme mikroba dengan kisaran optimum 40-60% dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplai oksigen
 Temperatur/suhu, semakin tinggi temperatur (berkisar antara 30-60C) akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi.
 pH, proses pengomposan optimum berkisar antara 6,5-7,5.
 Kandungan hara, dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan
 Kandungan bahan berbahaya, beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba seperti Mg, Cu, Zn, dll
 Lama pengomposan, tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan, metode pengomposan yang digunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan


















Secara umum strategi untuk mempercepat proses pengomposan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Memanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengomposan, misalnya bahan-bahan yang mengandung ratio C/N tinggi dicampur dengan bahan yang mengandung ratio C/N rendah, ukuran bahan yang besar-besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil dan ideal untuk proses pengomposan, bahan yang terlalu kering diberi tambahan air atau bahan yang terlalu basah dikeringkan terlebih dahulu sebelum pengomposan.
2. Menambahkan organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan (aktivator pengomposan), misalnya cacing tanah dan mikroba seperti bakteri, kapang/cendawan serta aktivator-aktivator yang dijual dipasaran misalnya Promi, Orgadec, Superdec, dan Acticomp.
3. Menggabungkan strategi 1 dan 2, kondisi dibuat seoptimal mungkin dengan menambahkan aktivator pengomposan.
Ada beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menentukan strategi pengomposan :
1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Waktu yang tersedia untuk pembuatan kompos
3. Biaya yang diperlukan dan hasil yang dapat dicapai
4. Tingkat kesulitan pembuatan kompos
Kontrol proses produksi kompos :
1. Proses pengomposan membutuhkan pengendalian agar memperoleh hasil yang baik
2. Kondisi ideal bagi proses pengomposan berupa keadaan lingkungan atau habitat dimana jasad renik (mikroorganisme) dapat hidup dan berkembang biak dengan optimal
3. Jasad renik membutuhkan air, udara, dan makanan berupa bahan organic dari sampah untuk menghasilkan energi dan tumbuh
Proses pengontrolan :
1. Monitoring Temperatur Tumpukan
2. Monitoring Kelembapan
3. Monitoring Oksigen
4. Monitoring kecukupan C/N ratio
5. Monitoring Volume
E Mutu Kompos
Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta tisdak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrient antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Kompos yang baik memiliki beberapa ciri :
1. Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah
2. Tidak larut dengan air meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi atau tidak mudah mengendap
3. Nisbah C/N sebesar 10-20, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya
4. Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah dan tanaman bila digunakan sebagai pupuk
5. Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan
6. Remah dan mudah hancur
7. Tidak berbau
Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan (Ryak, 1992)
Kondisi Konsisi yang bisa diterima Ideal
Rasio C/N 20:1 s/d 40:1 25-35:1
Kelembaban 40 – 65 % 45 – 62 % berat
Konsentrasi oksigen tersedia > 5% > 10%
Ukuran partikel 1 inchi bervariasi
Bulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd


















BAB VI
APLIKASI PEMBUATAN KOMPOS
A Pembuatan Kompos dengan Peralatan Sederhana
 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kompos :
1. Kompos sebagai starter karena kaya akan mikroorganisme pengurai
2. Bioaktivator (mikroorganisme pengurai)
3. Air untuk menjaga kelembapan bahan organik sehingga aktivitas mikroorganisme berlangsung optimal
4. Sampah organik










Kompos dari sampah dedaunan Kompos dari jerami padi

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kompos :
1. Komposter (wadah untuk membuat kompos) buatan sendiri atau beli dipasar
2. Sarung tangan, untuk melindungi tangan selama melakukan pemilahan dan pengadukan sampah dalam proses pengomposan.
3. Cetok/garpu, untuk membantu pengadukan dan pembalikan bahan kompos
4. Saringan/ayakan, untuk mengayak kompos yang sudah matang, ukuran lubang saringan disesuaikan dengan ukuran kompos yang diinginkan, bisa berbentuk papan saring yang dimiringkan atau saringan putar.
5. Termometer, untuk mengukur suhu tumpukan, pada bagian ujungnya dipasang tali untuk mengulur thermometer ke bagian dalam tumpukan dan menariknya kembali dengan cepat, sebaiknya digunakan termometer alkohol.
6. Timbangan, untuk mengukur kompos yang akan dikemas sesuai berat yang diinginkan, jenis timbangan disesuaikan dengan kebutuhan penimbangan dan pengemasan.
7. Masker, untuk melindungi pernafasan dari debu dan gas bahan terbang lainnya.
Pengomposan sampah organik (secara aerob) berlangsung dalam 2 tahap :
1. Tahap pengaktifan, merupakan tahap awal pengomposan
Sampah organik dipotong kecil-kecil agar permukaan sampah menjadi luas sehingga mempermudah dan mempercepat proses dekomposisi sampah organik oleh mikroorganisme pengurai. Bahan-bahan pengomposan dimasukkan ke dalam komposter dengan cara :
 Sampah organik yang telah dipotong-potong diberi atau disiram bioaktivator yang telah diencerkan kemudian diaduk hingga merata
 Dasar komposter diberi lapisan sekam, jerami, atau sabut kelapa, kemudian diatasnya diberi lapisan kompos
 Sampah organik yang telah disiapkan (diberi bioaktivator) dimasukkan ke dalam komposter di atas lapisan kompos tersebut dan diatas sampah organik ditutup lagi dengan kompos
 Komposter ditutup dengan penutup yang telah disiapkan
 Seminggu setelah bahan kompos dimasukkan dalam komposter, perlu dilakukan pembalikan dan pengadukan untuk meratakan proses dekomposisi atau penguraian sampah organik, membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam adukan sampah organic, membantu penghancuran sampah menjadi partikel yang lebih kecil, dan untuk mengetahui perlu tidaknya penyiraman
 Sampah organik yang kelembapannya kurang dari 50% perlu disiram dengan air agar kelembapannya meningkat sehingga mikroorganisme bisa tumbuh dengan baik. Untuk mengetahui perlu tidaknya penyiraman, bisa dilakukan dengan cara menggenggam sampah tersebut kemudian diperas. Bila sama sekali tidak keluar air, berarti perlu tambahan air. Bila keluar air terlalu banyak, berarti terlalu basah sehingga perlu dilakukan pembalikan dan pengadukan
2. Tahap pematangan
 Sampah organik mulai mengalami pelapukan setelah sebagian besar sampah organik terurai
 Suhu akan berangsur-angsur turun mendekati suhu ruangan, saat inilah terjadi pematangan kompos yang akan berlangsung sekitar 2 minggu
 Volume sampah organik menyusut hingga tinggal 30-40% dari volume awal
 Warna kompos menjadi coklat tua dan kehitam-hitaman serta terjadi pembentukan humus
 Kompos bisa di panen setelah pengomposan berlangsung sekitar 30 hari
 Kompos yang dipanen diayak untuk memperoleh ukuran partikel kompos yang seragam dan sesuai kebutuhan serta memisahkan bahan kompos yang belum terurai
 Bahan yang belum terurai sempurna bisa dikembalikan ke proses pengomposan ulang, sedangkan yang tidak bisa dimasukkan ke pengomposan ulang dibuang sebagai residu
 Setelah diayak, kompos dikemas dalam kantong sesuai kebutuhan, disimpan ditempat yang kering sehingga terhindar dari kemungkinan tumbuhnya jamur atau bibit gulma




B Teknik Pembuatan Komposter










Gambar contoh komposter
Penggunaan komposter merupakan cara untuk mempercepat proses pengomposan. Komposter berfungsi untuk mengalirkan udara serta memelihara kelembapan dan temperatur sehingga mikrorganisme pengurai dapat bekerja optimal, untuk memisahkan kompos padat dan air lindi yang dihasilkan selama proses pengomposan.
Berikut ini beberapa jenis komposter yang dapat digunakan untuk pengomposan sampah organik :
 Komposter buatan sendiri
1. Komposter lubang tanah
2. Komposter karung bekas
3. Komposter kardus
4. Komposter keranjang sampah
5. Komposter kaleng, punya kelebihan yaitu mudah dipindahkan dan bisa dipakai hingga bertahun-tahun, waktu yang dibutuhkan hanya 2 jam, dan biaya murah. Peralatan yang diperlukan : kaleng cat, ember, atau gentong bekas, pipa paralon, dan lem paralon.
Langkah-langkah pembuatan komposter :
1) Pipa paralon sebagai penahan bahan kompos di bagian bawah komposter diukur sesuai diameter dasar kaleng, kemudian dipotong sesuai kebutuhan, tergantung besar kecilnya kaleng yang digunakan.
2) Pipa dipasang saling menyilang beberapa sentimeter dari dasar kaleng sehingga bisa menahan bahan kompos.
3) Ujung pipa diluar kaleng dirapikan dengan gergaji, kemudian dirapikan lagi dengan api.
4) Dinding komposter di bawah susunan pipa dibuat jendela yang berfungsi sebagai lubang sirkulasi, lubang panen, dan untuk mengeluarkan cairan lindi.
5) Penutup komposter dipasangi pipa paralon sebagai saluran keluar masuknya udara.
6) Bila keleng tidak memiliki tutup, bisa digunakan kasa nyamuk plastik dibentangkan di mulut kaleng atau ember kemudian ditekuk pada bibir kaleng dan diikat.
7) Dinding kaleng juga bisa dilubangi untuk mempercepat aliran udara.
8) Komposter kaleng juga bisa ditanam dalam lubang tanah sehingga cairan lindi bisa langsung ke tanah. Bagian yang ditanam tergantung kebutuhan, bisa ditanam sebagian atau sampai leher kaleng.
 Komposter rakitan
1. Komposter takakura
2. Komposter Biophoskko
C Pembuatan Bioaktivator
Bioaktivator adalah mikroorganisme pengurai yang berperan sebagai pemacu dalam proses pengomposan dengan komposter. Banyak bioaktivator yang telah beredar di pasaran seperti Promi, EM-4, Orgadec, Starbio, SuperDec, Fix-up plus, ActiComp, BioPos, Harmony, dan masih banyak bioaktivator yang lain.
Beberapa cara pembuatan bioaktivator yang lain adalah sebagai berikut :
1. Bioaktivator dari EM-4
Cara pembuatan : Sebotol EM-4 dituangkan ke dalam gentong atau drum plastic berisi air sebanyak 50-60 liter. Gula ½ kg ditambahkan ke dalam larutan EM-4 tersebut, lalu diaduk merata sampai gula larut. Larutan EM-4 tersebut siap digunakan setelah didiamkan selama 6 hari. Cara penggunaannya adalah 1 gayung EM-4 hasil biakan diencerkan dengan 2 ember air, kemudian disiramkan secara merata pada sampah organik yang disiapkan untuk pengomposan.
2. Bioaktivator dari tapai singkong atau ketan
Bahan : 1 ons tapai singkong atau ketan, 5 sendok gula pasir atau gula merah, dan air. Cara pembuatan : Tapai dimasukkan ke dalam botol bekas air mineral ukuran 1,5 liter dicampur dengan air sebanyak ¾ botol. Gula yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam botol, kemudian dikocok hingga gula larut. Botol dibiarkan dalam keadaan terbuka dan disimpan di tempat terbuka yang aman agar tidak tumpah. Setelah 4-5 hari, akan tercium aroma alkohol. Bioaktivator ini sudah bisa digunakan untuk pembuatan kompos.
3. Bioaktivator dari nasi basi
Bahan : nasi sisa atau basi yang dikepal menjadi bulatan sebesar pingpong sebanyak 10 bulatan, 10 sdm gula pasir, dan air. Cara pembuatan : Bulatan nasi disimpan dalam wadah kardus dan ditutup dengan daun. Jamur akan tumbuh pada nasi tersebut setelah 3 hari. Bulatan nasi berjamur dimasukkan ke dalam wadah plastic, kemudian diberi air dan gula pasir dan diaduk hingga gula larut. Campuran bahan MOL dari wadah plastik tersebut dituangkan ke dalam botol dan disimpan dalam keadaan terbuka. Dalam 5-7 hari, MOL sudah jadi dengan ciri air keruh dan beraroma alkohol.
4. Bioaktivator dari sampah organik dapur
Bahan : sampah organik berupa sisa potongan sayuran, kulit buah-buahan, dan sayur basi. Cara pembuatan : Sampah organik dimasukkan ke dalam kaleng cat, tong plastik, atau ember. Wadah berisi sampah organik diisi air sampai sampah tergenang. Setelah 5-7 hari, MOL dari sampah organik tersebut sudah terbentuk dan bisa digunakan untuk pengomposan. Sebelum MOL digunakan, sebaiknya disaring terlebih dahulu dengan kain kasa atau serbet.
Tabel organisme yang terlibat dalam proses pengomposan
Kelompok Organisme Organisme Jumlah/gr kompos
Mikroflora Bakteri; Aktinomicetes; Kapang 109 - 109; 105 108; 104 - 106
Mikrofauna Protozoa 104 - 105
Makroflora Jamur tingkat tinggi
Makrofauna Cacing tanah, rayap, semut, kutu, dll

























DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W. 1992.BIOLOGI jilid 3. Penerbit Erlangga
Kaleka, Norbertus. 2010. Kompos dari Sampah Keluarga. Penerbit Delta Media
Kompos. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/kompos
Lingkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian, Kerusakan Lingkungan dan Pelestarian.Dalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/lingkungan_hidup_kerusakan_lingkungan_pengertian_kerusakan_lingkungan_pelestarian
Manfaatkanlah sampah di Lingkungan kita. Dalam Kulinet-Dunia Penulis.login
Penanganan pencemaran udara. Dalam waystoperfect.blogspot.com Copyright 2010
Pencemaran air. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_air
Pencemaran tanah. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah
Pencemaran udara. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_udara
Pengelolaan Sampah. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/pengelolaan_sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar