BERANDA

Senin, 02 Mei 2011

Masyarakat Keluhkan Pelayanan Dasar Kesehatan Gratis Kurang Sosialisasi

Pelayanan dasar secara gratis di tingkat Puskesmas dinilai masih kurang sosialisasi kepada masyarakat. Kondisi ini sering menimbulkan kesalah pahaman antara masyarakat dengan petugas, sebab tidak tergambar item-item apa saja yang sudah ditanggung oleh daerah melalui APBD sebagai mana program peningkatan pelayanan kesehatan yang telah digratiskan sejak tahun 2009 lalu.

Mindar 47, masyarakat Batang Kapas kepada Padang Ekspres menjelaskan, keterbukaan petugas di tingkat Puskesmas dinilai masih jauh dari harapan terutama sekali yang berhubungan dengan  pembiayaan berobat. "Saya tidak melihat di Puskesmas tempat saya berobat petugasnya memampangkan kertas atau pamplet yang menjelaskan item-item apa saja yang digratiskan. Ini jelas menimbulkan tanda tanya, sebab ketika kami berobat,  biaya yang dikenakan tidak tergambar pada kwitansi," jelasnya.

Hal yang sama juga katakan Imar 36, warga lainya di kecamtan Ranah Pesisir. Sebagai masyarakat awam kami memang tidak tahu persis bahwa program pelayanan kesehatan secara gratis ini sudah berlaku di Pessel sejak 3 tahun belakang. "Ini disebabkan karena tidak ada sosialisasi kepada masyarakat, teritama kami yang tinggal di daerah pelosok ini," terangnya.

Saat ini sebagian besar masyarakat masih menjadikan dukun sebagai tempat berobat alternatif, terutama yang tinggal di pelosok. "Sebab kalau dibawah berobat ke Puskesmas pasti biayanya mahal. Saya membawa bapak saya ke Puskesmas ini, karena sakitnya sudah cukup parah dan juga atas saran tetangga," terangnya, tanpa menjelaskan nama Puskesmas dimaksud.

Sedangkan kepala dinas Kesehatan Pessel, Mirzal ketika dihubungi beberapa waktu lalu kepada Padang Ekspres menjelaskan, pelayanan gratis di tingkiat Puskesmas merupakan salah satu prioritas di bidang kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebab kesehatan memiliki peran peran penting dalam meningkatkan pembangunan Pessel agat keluar dari daerah tertinggal.

"Ke depan kita akan lebih mengencarkan sosialisasi pelayanan dasar kesehatan gratis ini kepada semua masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara petugas  dengan pasien yang berobat. Sebab memang masih ditemui keluhan di lapangan ada  pasien yang  belum mengetahui item-item apa saja yang digratiskan bila berobat kepuskesmas," jelasnya.

Dikatakanya, saat ini terdapat sebanyak  sekitar 187 ribu jiwa lebih penduduk telah dijamin oleh Jamkesmas dan Jamkesda untuk mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Umum. Sedangkan bagi yang tidak memiliki kartu itu tetap mendapatkan layanan secara gratis, namun hanya di tingkat Puskesmas dengan item-item yang dijamin.

"Dengan jaminan itu, maka  mutu kesehatan masyarakat akan terus meningkat. Sasarana kita, bagai mana masyarakat di daerah ini menjadikan Puskesmas dan Rumah sakit sebagai tempat berobat. Bahkan tahun ini kita juga melalukan prioritas pembangunan pusat kesehatan pembantu (Pustu) di tingkat nagari, termasuk pembangunan unit RSUD pembantu di kecamatan Basa IV Balai Tapan bagian selatan ujung kabupaten ini

1 komentar:

  1. Jakarta, Aktual.com —Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah kurangnya sosialisasi Kartu Jakarta Pinta (KJP). Hal itu terkait dengan antrean warga yang hendak mencairkan KJP di beberapa wilayah.

    “Bukan kurang sosialisasi, ini tuh persoalannya otaknya sudah biasa mencuri duit pakai mau narik cash melulu terus ribut, saya sih diemin saja,” kata Ahok di Balaikota, Jumat (31/7).

    KJP Dinilai Kurang Sosialisasi, Ahok Sebut Warga Jakarta Miliki ‘Otak Pencuri’

    BalasHapus