BERANDA

Sabtu, 07 Mei 2011

Teknik budidaya cabe jamu

IKLIM merupakan salahsatu faktor lingkungan yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe jamu. Cabe jamu memerlukan air, tetapi tidak boleh berlebihan. Saat berbuah, tanaman ini memerlukan banyak air. Curah hujan dalam satu tahun yang terus turun tanpa adanya musim kemarau yang cukup, akan berakibat jelek tetapi tanpa hujan pun membawa dampak yang buruk.
Idealnya tanaman cabe jamu memerlukan curah hujan rata-rata 1.250-2.500 mm per tahun dengan pH tanah antara 4,0-6,5 optimal dengan pH 5,5-6,5.
A. Persiapan Tanam
Siapkan lahan yang terlebih dahulu telah dibersihkan dari pohon-pohon, perdu, rumput-rumputan dan gulma. Lahan yang akan digunakan harus benar-benar bebas dari pohon-pohon tinggi, karena cabe jamu tidak dapat berkembang baik di bawah naungan.
B. Penanaman
Saat penanaman yang paling baik adalah saat musim hujan, kira-kira pada bulan Oktober sampai Desember. Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disemaikan di dalam polybag atau ditanam langsung di lokasi.
1. Penanaman dengan disemaikan
- Bibit stek ditanam di dalam polybag yang telah diisi tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:2:3.
- Polybag ditata rapi di atas bedengan dan ditutup dengan naungan (alang-alang atau plastik).
- Penyiraman bibit di persemaian harus hati-hati, karena kebutuhan air sangat minim. Apabila terjadi kelebihan air siraman, maka bibit akan mati.
2. Penanaman langsung
Penanaman langsung dapat dilakukan lewat dua sistem, yaitu penanaman bibit lebih dulu kemudian menyusul tanaman panjatan (inang) atau sebaliknya.
Dalam setiap lubang ditanam bibit antara enam sampai delapan bibit. Pohon panjatan (inang) biasanya digunakan tanaman dadap (Eryhrina Sp), kajaran (Castanza argentea), siwalan (Sorassus Spp) dan kelor (Moringa ofeifera sanife).
Jarak tanam yang dilakukan biasanya adalah jarak tanam monokultur dan diversifikasi. Untuk jarak tanam monokultur 2x2,5 meter dan jarak tanam diversifikasi 2x4 meter atau 2x6 meter. Untuk menghindari kekeringan, sebaiknya dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore.
C. Pemeliharaan
Pemeliharaan bukan hanya pada tanaman tetapi juga pada tanahnya. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi:
1. Penyiangan
Dilakukan dengan cara biasa, yaitu membersihkan semua tumbuhan pengganggu secara mekanis bersamaan dengan pengolahan tanah secara ringan. Di saat penyiangan dilakukan, perlu juga ada beberapa perlakuan khusus, yaitu:
- Pengikatan sulur panjat pada tiang atau tanaman penyangga. Tunas yang tumbuh dipanjatkan dengan jalan mengikatkan dengan tali pada pohon panjatan.
- Pembentukan tanaman dengan cara mengarahkan tunas atau sulur yang tumbuh ke atas ke arah samping, sehingga tanaman cabe jamu menjadi rimbun. Cara ini untuk memudahkan saat dilakukan pemetikan buah.
2. Pemupukan
Meskipun cabe jamu dapat tumbuh dan menghasilkan di tanah-tanah kering atau tandus, namun lama kelamaan tanah tersebut akan mengalami kekurangan unsur hara. Untuk mengembalikan kondisi tanah menjadi subur, perlu dilakukan pemupukan yang menggunakan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk nonorganik.
  3. Pemangkasan
Pemangkasan pohon panjatan dilakukan pertama kali apabila tanaman sudah merambat. Pemangkasan selanjutnya dilakukan menurut keperluan, dilakukan apabila panjatan terlalu rimbun, sehingga menghasilkan tajuk yang bagus dengan intensitas cahaya dan sirkulasi udara sangat baik.
4. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe jamu belum banyak, tetapi ada beberapa hama dan penyakit yang perlu diwaspadai:
- Tanaman penggerek batang panjatan
Hama ini dikendalikan dengan kultur teknis lewat pemberian pupuk berimbang, pengaturan jarak tanam dan menjaga kebersihan kebun.
- Penyakit kuning
Pengendalian dilakukan secara kultur teknis dengan menggunakan bibit dari tanaman yang sehat, mengatur jarak tanam serta mengatur pengairan kebun pada satu musim hujan. Secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan fungisida, atracolzonip, difolatan 4F.
C. Pemungutan dan Pengolahan Hasil
1. Pemungutan
Pemungutan hasil dilakukan apabila buah-buah sudah ada yang masak di pohon. Buah yang siap dipanen terlihat dari warnanya yang cerah atau mengkilat. Ada yang coklat dan ada yang merah, tergantung varietas. Sebaiknya buah jangan diambil pada saat kondisinya sudah terlalu matang, karena kalau terlalu matang kualitasnya jelek.
Pemetikan biasanya dilakukan dengan cara selektif, dengan memetik buah-buah yang ada di pohon dan yang benar-benar tua atau masak. Pemetikan dapat dilakukan dengan cara memetik langsung buah dengan tangan. Pemetikan dilakukan selang satu bulan dari panen awal. Untuk panen bisa dilakukan tiga kali dalam setahun, bahkan memungkinkan dilakukan empat kali selama curah hujan cukup. Hasil pemetikan tergantung dari banyaknya buah dan kemampuan masing-masing pemetik.
Untuk produksi rata-rata per pohon, dipengaruhi oleh umur tanaman, keadaan lingkungan dan cara pemeliharaan.
2. Pengolahan hasil
Cabe yang telah dipanen sebaiknya langsung direbus kira-kira 20 menit. Kemudian ditiriskan, dan dijemur sampai kadar air tinggal 7,5 persen. Pengeringan dengan panas matahari yang baik, dapat dilakukan selama lima hari. Setelah kering, cabe dimasukkan dalam karung dan siap untuk dijual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar